TOP GUIDELINES OF CERPEN FIKSI

Top Guidelines Of Cerpen Fiksi

Top Guidelines Of Cerpen Fiksi

Blog Article

Di hutan yang tersembunyi di pedalaman Afrika, terdapat sebuah hewan yang sangat langka dan misterius: Zirafanti.

Yang membuat dia lebih depresi adalah saat rebahan di malam hari, terlihat olehnya hanya bagian atas perutnya, tidak lagi rata. Kata Tina, teman baiknya, ukuran seseorang gendut apa nggak itu dari saat rebahan, apakah hanya terlihat perut saja atau masih terlihat sampai bawah.

Dia sangat ingin melanjutkan sekolahnya di kota. Karena kepandaiannya dia berhasil masuk lewat jalur beasiswa di PTN ternama di kota terdekat. Neneknya yang sudah tua terpaksa dia tinggal. Karena rumahnya yang berada di tepi desa, dia tidak memiliki tetangga dekat. 

“Apa warna balon ini, Ayah?” tanyaku sembari menunjuk salah satu balon yang juga dijual di dekat sana.

Hujan di bulan juni telah memanggilku untuk bermain di bawah rintiknya yang syahdu dan hikmat. Setiap tetesannya seperti akan merangkul ragaku dengan ditandai basah kuyupnya tanah dunia. Menimbulkan semerbak bau hujan yang pandai menghipnotis perasaan sunyata manusia.

“Soal sekolah dan biaya apapun, kamu ngga’ usah khawatir biar saya yang menanggungnya.” lanjut Papa Riska.

Tan Mien lalu mengumpulkan penduduk dan menceritakan rencananya. "Itu tidak mungkin. Kami tidak mau berurusan dengan raksasa itu lagi Raksasa itu berbahaya!" kata para penduduk.

Keesokan paginya, June berjalan menuju halte bus dan terus menengok ke belakang untuk memeriksa apakah anak anjing itu masih mengikutinya. June terus melihat ke belakang dan hampir menyeberang jalan tanpa melihat kiri kanan.

Penduduk desa berpikir bahwa dia mencoba membodohi mereka lagi dan tidak datang untuk menyelamatkannya atau domba-dombanya. Bocah itu kehilangan banyak domba pada hari itu, semua karena kejahilan dan sifatnya yang suka berbohong.

Singa tersebut adalah binatang peliharaan kesayangan milik sang raja. Kemudian pemuda itu bertanya pada sng singa.

Seorang siswa laki-laki datang terlambat dengan menjinjing sepatunya. Ibu guru bertanya mengapa dia melakukan hal itu.

Keesokan harinya, ketika Bu Emily dan Pak Peter bersiap-siap membawa anak anjing itu ke tempat penampungan, mereka mendengar June bertanya kepada orang tuanya apakah anak Kumpulan Cerpen Fiksi anjing itu bisa tinggal bersama mereka.

Tapi sangat naas, karena sang pemuda setelah beberapa saat dipenjara langsung dijatuhi hukuman mati dengan cara di masukan ke dalam kandang yang berisi hewan buas, lalu pada suatu malam si pemuda mendapatkan hukuman tersebut dan dimasukkan ke dalam ruangan gelap yang berisi binatang buas.

“Wah mahal amat?” si ibu komplen dengan raut wajah yang seramdisekanya keringat yang sudah menjagung.

Report this page